Babi Berkeliaran, Lantak pun Bicara
| Oleh Sugeng Gondrong |
Sering dijumpai kotoran hewan peliharaan berserakan
dimana-mana. Kesan kotor dan bau “harum” tak terelakkan. Ini karena disejumlah
tempat, hewan peliharaan seperti babi masih dilepasliarkan pemiliknya.
Pemandangan berbeda terlihat di Dusun Mentuak, Desa Bagan
Asam, Kabupaten Sanggau saat saya mengunjungi daerah yang berbatasan langsung
dengan Ketapang dan Kubu Raya ini. Mengapa daerah ini tidak terlihat adanya
kotoran babi. Begini informasinya yang saya dapatkan dari sana.
Saat jarum jam menunjukkan pukul 12.30 wib, saya sampai
di Dusun Mentuak. Daerah paling hulu di Kecamatan Toba. Saya berjalan menyusuri
jalan rapat beton yang di kiri dan kanannya berderet rapi rumah warga. Suasananya
cukup sejuk meski siang itu cuaca cerah sekali.
Selama berjalan kaki, saya tidak melihat ada babi yang
berkeliaran. Hanya beberapa hewan seperti anjing. Itu pun jumlahnya bisa
dihitung dengan jari. Bagi saya ini tidak lazim. Kebiasaan yang terlihat di
sejumlah perkampungan, biasanya babi dilepas liar oleh pemiliknya.
Dusun ini mayoritas dihuni oleh suku dayak yang
berdampingan dengan suku-suku lainnya. Disini juga ada sekira 17 Kepala
keluarga (KK) yang beragama Islam. Selebihnya beragama Nasrani. Hal ini Nampak dari
bangunan gereja dan mushola yang ada ditempat tersebut.
Sembari berjalan, saya menanyakan kepada Kepala Dusun, Pak
Apin. Sambil menikmati perjalanan dia mengatakan bahwa dulunya memang
kondisinya tidak seperti sekarang. Hewan peliharaan khususnya babi milik warga
setempat dilepas liar. Tetapi sekarang tidak lagi.
Semenjak dirinya dipercaya menjadi kepala dusun, sejumlah
perubahan dilakukannya bersama masyarakat setempat. Satu diantaranya adalah
mengandangkan semua babi peliharaan. Ini dilakukan untuk menjaga kebersihan
kampungnya tersebut.
“Dulu ya sama seperti dikebanyakan tempat. Tapi sekarang
tidak lagi. Pelan-pelan saya ajak warga membicarakan hal ini dan sampai
sekarang kamu tidak lihat lagi babi berkeliaran kan,” kata pria 56 tahun ini
menjelaskan.
“Apa rahasianya pak,” ujar saya bertanya. “Tidak ada yang
istimewa kok. Yang penting bagaimana membuat masyarakat sadar agar kampung ini
tetap bersih dari kotoran-kotoran babi,” ungkapnya. Awalnya mungkin sedikit
berat, tetapi karena masyarakatnya mau dan sadar akhirnya bisa terlaksana.
Pak Apin sendiri memelihara beberapa ekor babi. Dia sendiri
memberi contoh agar masyarakat juga mau ikut memelihara babinya tetap di
kandang. Komitmen ini yang coba dibangun oleh masyarakat disini. Jadi sebenarnya
bukan karena dirinya mau menggurui masyarakat dalam memelihara babi. Tetapi
lebih pada upaya menciptakan kampungnya tetap bersih.
Diakuinya, meski memelihara babi, dia juga kadang jijik
jika melihat kotorannya berserakan di halaman rumah atau dijalan kampung. Apalagi
disini banyak anak-anak. “Saya jujur saja ndak tahan dengan bau kotorannya. Makanya
inisiatif ini dijalankan saja.
Saya kemudian diajak pak Apin untuk melihat langsung
kandang-kandang babi milik warga setempat. Dari beberapa rumah yang saya
kunjungi hewan babi dipelihara di kandangnya saja. Tidak dilepas liarkan lagi. Setiap
hari, kandang-kandang ini dibersihkan untuk menghindari bau dari kotoran babi peliharaan.
Usai melihat langsung kandang-kandang babi milik warga,
saya bersama pak Apin kemudian melanjutkan ngobrol disebuah rumah warga. Saya kembali
bertanya pada pak Apin apakah resiko bagi warga yang babinya sengaja dilepaskan
atau secara kebetulan lepas dari kandang.
Dengan tegas dia berkata “Kami bunuh,”. Membunuhnya dengan
cara ditembak. Inilah resikonya. Jadi tidak ada toleransi kalau ada babi yang
terlihat berkeliaran di kampong ini. Itu komitmen yang kami bangun disini.
Kesadaran warga disini menurut saya patut diacungi
jempol. Tidak mudah menciptakan kondisi seperti disini. Kesadaran dan kemauan
yang dibangun oleh warga memperlihatkan bagaimana kebersihan kampong ini dari
kotoran hewan peliharaan khususnya babi.
Sebenarnya, kondisi ini yang pernah diharapkan oleh orang
nomor satu di Kabupaten Sanggau, Paolus Hadi. Bupati terpilih tahun 2014 lalu
ini juga sempat menyampaikan himbauannya kepada masyarakat agar mengandangkan
hewan ternak seperti babi agar tidak berkeliaran.
Saya kira ini bentuk kesadaran yang luar biasa dan patut
menjadi contoh daerah lain. Dengan begitu kebersihan akan tercipta dengan
sendirinya. Termasuk juga menghindari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan hewan peliharaan yang berkeliaran di jalan raya. [*]


Post a Comment