Lolongan
Anjing ‘Penemu’ Sipatn Lotup
Dusun Peruntan,
dulunya merupakan kawasan hutan belantara yang ditumbuhi pohon-pohon besar. Penemuan
Ai Sipatn Lotup sendiri terbilang unik. Dipercaya karena lolongan anjing dari
dalam hutan belantara itulah sebagai awal ditemukannya sumber air panas yang
sekarang menjadi aset wisata didaerah tersebut.
Peruntan, adalah
nama sejenis pohon buah. Kebanyakan orang menyebutnya buah peluntan. Pohon
inilah yang menjadi cikal bakal penamaan daerah ini. Dulu, warga yang dipercaya
pertama kali datang ke daerah itu berasal dari salah satu daerah di Mukok. Pada
masa itu, warga tersebut menemukan sebuah sungai. Tidak jauh dari sungai itu
terdapat sebuah pohon berukuran besar, batangnya lurus dan tinggi menjulang ke
atas.
Buah pohon itu,
berbentuk bulat. Dibagian luarnya terdapat rimbai-rimbai agak sedikit panjang.
Karenanya, menurut cerita warga setempat penamaan daerah mereka berasal dari
nama pohon dan buah itu. “Cerita dari beberapa orang tua kami begitu. Peruntan
ini nama pohon yang juga menghasilkan buah. Kalau sekarang orang bilang Buah
Peluntan,” cerita pria beranak tiga, Lukas Singku yang juga warga setempat.
Dari cerita para
tetua dulu, kata dia, kawasan ini mulai ditempati sekitar tahun 1953. Semakin
lama, semakin bertambah banyak sampailah dengan sekarang. Nama daerah ini masih
tetap sama seperti dulu. Penemuan sungai air panas ini memang belum diketahui
secara pasti berkaitan atau tidak dengan penamaan daerah ini. Namun, menurut
cerita, Ai Sipatn Lotup ini ditemukan kira-kira setahun setelah adanya warga
yang bermukim dikawasan tersebut.
Zaman dulu,
warga memang kerap berburu binatang didalam hutan serta memasang bubu di sungai. Sampai pada satu waktu, ada
dua warga bernama Kek Ria (bapak) dan Banteng (anak) pergi memasang bubu
dibagian hulu Sungai Uru. Saat itu mereka membawa seekor anjing peliharaan.
Tengah asik memasang bubu, si anjing ini kemudian pergi disekitar hutan
belantara.
![]() | |
| ilustrasi |
Si bapak dan si
anak ini tetap berada ditempat semula. Hanya anjingnya saja yang pergi. Saat
tengah asik memasang bubu dihulu sungai, anjing mereka melolong seperti
menemukan sesuatu. Awalnya mereka tidak terlalu menggubris. Namun, karena
lolongan anjing itu tidak berhenti. “Pikir mereka ngapa anjing tu melolong
terus.” Akhirnya dua beranak ini mencari asal lolongan anjing itu dan
menyusulnya.
Akhirnya
sampailah dua beranak ini disuatu tempat, mereka melihat anjingnya itu berada
dipinggir sebuah aliran sungai yang membentuk kolam. Anjingnya itu masih saja
melolong. Setelah diamati seksama, mereka melihat seekor kijang yang mati
didalam air itu. Si bapak kemudian hendak mengambil kijang itu. Tetapi, saat
menyentuh airnya ternyata panas.
Dengan mencari
akal, kijang yang mati itu berhasil dinaikkan. Anehnya, daging kijang itu sudah
masak karena terendam air kolam tersebut. Warga ini pun kemudian pulang ke
rumah dengan membawa serta anjingnya. Sampai dikampung kediamannya, si bapak
ini menceritakan kepada warga setempat yang akhirnya beramai-ramai pergi ke
sumber air panas itu.
“Jadi Sipatn
Lotup inilah yang pertama kali ditemukan oleh tetua kami disini. Ya sekitar
tahun 1954 gitulah kalau menurut ceritanya,” kata pria 51 tahun ini yang saat
ditemui harian ini bersama dengan empat warga lainnya Sabtu lalu.
Setelah warga
setempat tahu dan percaya, mereka kemudian membersihkan area sekitar lokasi
sumber air panas itu. Dalam waktu yang lama, informasi penemuan sumber air
panas ini menyebar kedaerah lain termasuk ke kota.
Dia
menceritakan, setelah informasi ini sampai ke kota, pernah ada warga disana
yang datang kesini untuk berobat selama tujuh hari tujuh malam. “Jadi dia
datang dengan beberapa orang untuk Begadong
yang artinya berobat menurut bahasa masyarakat dayak setempat. Kena sakit kulit
waktu itu mereka ni. Setelah kesini penyakitnya sembuh,” ungkap Singku.
Sampai sekarang
banyak warga dari berbagai daerah datang ke Sipatn Lotup bukan hanya untuk
kepentingan wisata saja. Banyak juga yang datang untuk berobat dan penyembuhan
penyakit. Makanya, lanjut dia, kawasan ini dijaga betul keasliannya. Dan ada
sejumlah larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pengunjung termasuk mengotori
air panas tersebut.
Sebelumnya,
diceritakan bahwa lokasi sumber air panas ini ada dua tempat. Dibagian hulu,
jika pengunjung ingin tahu lebih jauh, ada sumber air panas lainnya yang sudah
tidak terawatt. Airnya juga sudah mengering. Rumput-rumput liar juga sudah
menutupi kolam tersebut. Itulah yang dinamakan Ai Sipatn Buruk. Dari dalam
kolam menimbulkan bau menyengat yang tidak mengenakkan.
Menurut cerita
Singku, kolam itu kini tidak lagi dikunjungi. Sebabnya, sudah tidak ada lagi
airnya. Jika pun ada sudah tidak panas seperti Ai Sipatn Lotup yang sampai
sekarang tetap panas. Anehnya, sumber air panas itu berpindah tempat ke tengah
sungai. Sayangnya, tidak ada yang mengetahui cerita jelasnya tentang perpindahan
sumber air panas itu.
Tidak banyak
yang bisa digali tentang Ai Sipatn Buruk ini. Warga setempat saat ditanya juga
tidak mengetahui secara jelas. Mereka hanya tahu bahwa sumber air panas
didaerah itu ada dua yakni Ai Sipatn lotup dan Ai Sipatn Buruk.
Ada kebiasaan
unik bagi para pengunjung di Ai Sipatn
Lotup, ya tradisi melempar koin di kolam air panas. Tidak diceritakan
secara gambling mengenai kebiasaan ini. Tetapi menurut kepercayaan masyarakat
setempat, lempar koin ini dilakukan sebagai pengeras bagi mereka yang ingin
berobat dan minta penyembuhan dari air tersebut.
“Kata orang sini
itu pengeras. Tapi itu bagi mereka yang mau berobat atau minta penyembuhan.
Saya kurang begitu tau pasti kenapa tradisi ini dilakukan,” jelasnya.
Bagi mereka yang
mau penyembuhan, setelah melempar koin barulah mereka turun ke kolam. Ditengah
kolam terdapat tiga batu yang memang sudah ada. Disitulah mereka berdiri dan
mengambil air atau mengoleskan air ke bagian kulit yang terkena penyakit. Ada
juga yang membawa pulang airnya untuk diminum. “Ada juga yang mengambil airnya
untuk dibawa pulang. Pernah juga ada yang minum airnya disini,” ceritanya.
Tradisi buang
koin ini sampai sekarang masih dilakukan. Jika dilihat lebih kedasar air, maka
akan banyak terlihat koin atau uang logam yang ada didalam air. Namun, lempar
koin ini hanya untuk bagi pengunjung yang punya hajat tertentu saja. Bagi
pengunjung yang hanya berekreasi tidak harus melakukan lempar koin di kolam
tersebut. (*)



Post a Comment