“Maunya tahun ini banyak yang berhenti pakai
narkoba.”
Senyum khasnya
menyambut saya saat bertandang ke ruang kerjanya. Ngatiya, Kepala
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sanggau berpangkat Komisaris Polisi ini
mempersilahkan harian ini untuk duduk sambil berbincang-bincang. “Apa sih yang
mau dilakukan BNNK Sanggau tahun 2016 ini?” begitulah kira-kira mengapa harian
ini menemuinya siang itu, beberapa hari lalu.
Setelah ‘sukses’
meningkatkan jumlah volentieri atau pecandu narkoba yang melapor ke BNNK
Sanggau dengan kemauan sendiri untuk direhabilitasi, instansi yang secara
khusus dibebani persoalan narkoba ini
akan berusaha terus meningkatkan jumlah itu. “Tanpa lelah dan tanpa henti.
Jalan terus,” ujar dia sembari tersenyum.
Tahun ini, kata
dia, BNNK Sanggau akan terus menjadikan program P4GN sebagai prioritas. Hanya
saja, kegiatan akan lebih banyak pada upaya pencegahan dan pemberdayaan kepada masyarakat.
Dengan begitu, harapannya terjadi penurunan secara signifikan angka pecandu
narkoba di Kabupaten Sanggau. “Maunya tahun ini banyak yang berhenti pakai
narkoba,” harapnya.
Beberapa hal yang
masuk dalam rencana kerja tahun ini antara lain mengenai penanganan
permasalahan penyalahgunaan narkoba pada kalangan remaja. Selain itu, wilayah
yang rentan terhadap peredaran narkoba juga akan diawasi lebih intens. BNNK
Sanggau, kabarnya telah melakukan pemetaan yang lebih akurat mengenai
permasalahan ini.
“Jadi prioritas BNNK
Sanggau tahun 2016 tetap pada program P4GN khusus bidang pencegahan dan
pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan seperti sosialisasi
dapat dilakukan melalui tatap muka dan komunikasi secara langsung. Kemudian
dapat juga dilakukan melalui media cetak, atau melalui spanduk dan baliho.
“Dapat juga melalui media elektronik seperti radio dan televisi lokal untuk
menyampaikan informasi bahaya narkoba,” jelasnya.
Untuk rehabilitasi,
kata dia, saat ini sudah dapat dilakukan di Kabupaten Sanggau di rumah sakit
yang sudah ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Program
rehabilitasi ini dapat dilakukan dengan rawat inap dan rawat jalan. Para
pecandu juga tidak perlu pusing karena semuanya diberikan secara gratis sesuai
dengan anggaran yang sudah dipersiapkan oleh BNN.
Terkait dengan
para pecandu ini, Ngatiya optimis akan semakin banyak jumlah pecandu yang
datang melaporkan diri ke BNNK Sanggau karena kesadaran sendiri. Pengguna atau
pecandu narkoba yang melaporkan diri secara sukarela atau volentieri
kepada BNNK Sanggau terus meningkat secara perlahan. Sikap sadar ini diharapkan
terus meningkat setiap tahunnya sehingga semakin banyak pecandu narkoba yang
dapat disembuhkan.
Sedikitnya 18
orang volentieri datang ke BNNK Sanggau untuk melapor dan ingin mengikuti
program rehabilitasi. Meski jumlah ini belum begitu banyak, namun jumlah ini
sudah menunjukkan bahwa para pecandu ini sudah mulai sadar terhadap
penyalahgunaan narkoba.
“Tahun tahun
berikutnya mudah-mudahan lebih banyak. Biar lebih banyak yang sadar. Dari
mereka yang sadar ini nanti bisa juga mengajak rekannya untuk kembali hidup
normal tanpa narkoba,” katanya.
Para pecandu yang
ditangani oleh BNNK Sanggau pada tahun lalu total berjumlah 31 orang. Dari
jumlah itu, kata dia, 18 orang melapor dengan kesadaran sendiri. Kemudian, 11
orang didapat melalui operasi razia penyakit masyarakat dan 2 orang lainnya
hasil dari penangkapan.
Ngatiya
menyampaikan ada 18 pecandu yang dilakukan rawat inap untuk menjalani program
tersebut. Untuk di Rumah Sakit PTPN XIII Parindu sebanyak 15 orang diinapkan.
Di RBM Khatulistiwa Pontianak sebanyak 3 orang dan di Lido Bogor ada 1 orang.
“Yang banyak di RS
PTPN XIII Parindu, ada 15 orang yang diinapkan untuk program rehabilitasi.
Sisanya ada di RBM Khatulistiwa Pontianak dan Lido Bogor. Kalau yang rawat
jalan di RSUD Sanggau ada 9 orang. Di RS PTPN XIII ada 1 orang dan di RBM
Khatulistiwa ada 2 orang,” ungkapnya belum lama ini.
Jumlah ini, lanjut
Ngatiya, merupakan data yang dihimpun pihaknya pada tahun 2015. Pada tahun
2016, pihaknya juga masih akan terus fokus pada program rehabilitasi pecandu.
“Tapi program lainnya seperti pencegahan atau kegiatan lainnya masih akan tetap
dilaksanakan. Mereka ini kan orang yang sakit. Kami maunya mereka ini sembuh,”
tegasnya.
Mengenai bidang
pemberantasan, BNNK sanggau tidak belum dibebankan pada penyidikan. namun
mengingat sanggau merupakan daerah yang berbatasan dengan negara malaysia yang
sangat rentan terjadinya peredaran narkoba internasional, BNNK sanggau tetap akan
melakukan penyidikan. “Pastinya selalu bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
dan berwenang maupun penegak hukum lainnya yang ada di kabupaten sanggau. (*)



Post a Comment