Website Sugeng Gondrong

Berburu Ikan, Bertarung Dengan Gelap



Menikmati Wisata Memancing Malam Hari

Dipinggiran Sungai Kapuas, Jumat malam sekira jam setengah sepuluh. Dari salah satu sudut sungai terlihat cahaya emergence lamp yang menemani dua pria dengan peralatan memancing. Saya coba menghampiri, ingin tahu lebih banyak tentang mereka yang hobi memancing pada malam hari. 

Cuaca malam itu sedikit gerimis. Dua pria bertubuh gempal berbadan tinggi tegap itu terlihat sedang bersiap memasang umpan pada mata pancingnya. Pinggiran Sungai Kapuas disudut Kota Sanggau menjadi pilihan mereka berburu ikan.

Arus sungai kapuas terlihat tenang dan sedikit bergelombang. Tak lama, mereka mulai melemparkan mata pancingnya “plung” terdengar bunyi dari batu pemberat pancing yang tenggelam di air sungai. Sembari menunggu, harian ini mengajaknya berbincang-bincang ringan mengenai hobi mereka.

Duduk tepat disamping Zickry, memudahkan saya untuk mengawali cerita. Pria berpostur tinggi gempal itu ternyata mewarisi hobi dari sang kakek. Sudah sering ikut memancing sejak usia 5 tahun bersama sang kakek mebuatnya ketagihan sampai sekarang.

Lelaki lajang yang biasa disapa Jek ini rupanya seorang guru disalah satu sekolah yang ada di Kota Sanggau. Dia benar-benar menggunakan waktu luangnya hanya untuk memancing dipinggir sungai bersama rekannya.

“Awalnya hanya ikut-ikutan kakek mancing, lama-lama jadi suka. Sekarang lebih sering malam hari, karena kalau pagi kan kerja. Ya untuk cari hiburan aja,” ujar pria 24 tahun ini.

Meski asyik bercerita, dia juga sesekali memeriksa pancingannya yang ditarik oleh sesuatu. Dia perlahan mengangkat pancingnya. Sayang pancingnya malah tersangkut di kayu. “Kalau sangkut gini kadang mau emosi,” katanya sambil tertawa.

Dia kemudian berhasil mengambil mata pancing yang tersangkut dan memasang umpan kembali. Tidak lama dia telah menempatkan kembali pancingannya ditempat yang sama.

Memancing, kata dia, butuh suasana yang tenang. “Kalau mancing yang penting mau sabar. Salah satunya sabar digigit nyamuk,” ujar dia.

Pinggiran Sungai Kapuas,lanjut dia, menjadi tempat favorit baginya untuk memancing. Pria empat bersaudara itu mengatakan kalau memancing pada malam hari memang beresiko terutama binatang berbisa, misalnya lipan atau bahkan ular air.

Resiko lain, kalau tiba-tiba hujan atau jatuh atau terpeleset. “Resikonya memang ada. Tapi kalau dah namanya hobi susah ditinggalkan. Paling kita hati-hati dan bawa persiapan untuk antisipasi,” katanya menceritakan.

Dengan penerangan yang terbatas, memancing pada malam hari memang lebih banyak menggunakan feeling. Yang tidak kalah penting juga faktor keberuntungan. “Mancing malam ni untung-untungan. Biasa dapat, biasa pulang dengan tangan hampa,” ungkapnya.

Tak ingin mengabaikan rekan Jek, saya coba mendekati Herdia, 28 tahun. Malam semakin larut, tapi belum satu pun ikan didapat keduanya. Sembari memperkenalkan diri, harian ini coba berbincang ringan dengan Herdi-begitu dia dipanggil.

Pria beranak satu ini sebelumnya pernah bergabung dalam club memancing castinger yang ada di Sanggau. Meski tak lagi aktif, dia tetap menyalurkan hobinya. Selain di Sungai Kapuas, dia biasanya menyalurkan hobinya itu di Sungai Sekayam dan Sungai Riam.

“Kalau kondisi air bagus biasanya baru mancing. Jadi bisa dibilang ngikuti mood,” ujar atlet voli Sanggau ini.

Memancing seperti yang dilakukannya memang bukan menargetkan jumlah ikan yang dipancing, karena sifatnya hanya hiburan. “Syukur kalau dapat. Kalau gak dapat ya gak papa,” guraunya.

Harian ini coba menanyakan apakah dia suka dapat udang atau ikan. Dia ternyata lebih senang memancing udang ketimbang ikan. “Mancing udang ni ada seninya. Narik tali pancingnya pun harus pelan-pelan, bukan asal tarik,” jelas dia.

Tanpa terasa jam di handpone telah menunjuk jam setengah satu dini hari. Tapi, dua lelaki itu belum juga mendapatkan ikan atau udang yang dicari. Meski masih banyak informasi yang harus digali dari mereka, Pontianak Post menyudahi kebersamaan dengan mereka agar keduanya dapat lebih menikmati suasana memancing malam itu.

Sepintas, kegiatan memancing di malam hari memang beresiko, tetapi dari keduanya harian ini mengetahui bahwa hobi yang mereka miliki telah menghapus ketakutan-ketakutan dalam diri mereka sendiri. (*)
Share this post :

+ comments + 1 comments

February 8, 2016 at 12:18 AM

walee banyak dh die ngepos haha, kalah aku hahaha

Post a Comment

Wisata

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. Jejak Si Gondrong - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger