Beton Parit Bukit
Semboja Jebol
Jalan
raya terlihat basah. Air dengan derasnya meluber ke badan jalan. Batu dan
lumpur juga tidak ketinggalan menutup badan jalan tepat diturunan bukit
semboja. Dari kejauhan Nampak derasnya air terhenti disalah satu bagian parit.
Beton parit itu jebol diterjang air yang sudah tak menemukan jalannya. Banjir
pun tak dapat dihindari.
Disudut
yang lain, sejumlah warga terlihat sibut menyapu lantai rumah dan mengangkut
air. Ya, rumah mereka baru saja kebanjiran disertai dengan lumpur. “Banjir.
Lumpur semua,” ujar seorang warga saat harian ini tiba dirumah mereka.
Abo,
37 tahun. Begitu dia dipanggil. Dia lantas menunjukkan kepada harian ini
kondisi rumah beberapa warga yang lantainya tertutup lumpur akibat banjir.
Tidak hanya itu, dia juga mengajak harian ini untuk melihat bagian lantai rumah
yang retak akibat derasnya arus air. Setlah itu, dia menunjukkan sebuah pagar,
tidak jauh dari rumahnya yang nyaris roboh akibat tanah tempat berdirinya pagar
itu amrol.
“Liat
tu bang, itu kalau ndak cepat diambil tindakan bisa nimpa rumah ini. Itu
tanahnya amrol. Jadi pagarnya ikut amrol, Cuma belum roboh karena bersandar
dibagian belakang rumah warga,” ujar dia sembari menunjukkan.
Banjir
disertai lumpur itu, kata dia, terjadi selama kurang lebih satu jam. Badan jalan
didaerah tersebut juga digenangi air karena parit sudah terlanjur sumbat. “Beton
parit yang baru diperbaiki tu jebol,
makanya air meluap ke jalan terus ke rumah warga. Ada satu jam tadi rumah
terendam setinggi betis orang dewasa. Banjirnya juga membawa lumpur. Kami
disini saja ada belasan pintu. Belum lagi yang diatas sana,” ungkap pria yang
malam itu mengenakan baju kaos dan celana pendek.
Jalanan
menuju rumah warga juga terlihat becek oleh lumpur. Malam itu, warga terpaksa
melakukan gotong royong untuk membersihkan sisa-sisa lumpur yang menutupi
lantai rumah dan juga jalan menuju rumah mereka.
“Tekanan
air dari atas tu besar bang. Arusnya pun sangat deras. Makanya, mungkin
betonnya tidak mampu nahan. Sebelumnya kan sudah sumbat juga karena tanah
disitu turun,” lanjutnya menambahkan.
Kepada
harian ini, warga mengaku masih khawatir jika hujan kembali turun dengan
intensitas yang tinggi, kemungkinan dapat terjadi banjir susulan. “Dari
beberapa ruangan rumah juga banyak yang retak akibat banjir. Karena memang
sangat deras arusnya. Mudah-mudahan tidak hujan lagi malam ini,” harapnya.
Mengenai
pagar beton milik Amerta yang nyaris roboh akibat tanah yang menopang pagar
tersebut amrol, Abo berharap pemilik mau cepat mengambil tindakan. “Itu
tanahnya amrol, pagarnya mau roboh sudah bersandar dibagian belakang rumah.
Takutnya kami kalau sampai roboh, habislah rumah-rumah ini,” tambahnya.
Diakuinya,
warga disitu sudah memberitahukan pemiliknya. Dia berharap pemilik pagar
tersebut dapat mengambil tindakan secepatnya sebelum pagar tersebut menimpa
rumah warga disitu. “Kamis sudah beritahukan. Mudah-mudahan cepat diambil
tindakan oleh pemiliknya,” katanya.
Sampai
dengan pukul 22.00 kemarin malam, banjir yang menggenang terlihat sudah surut
dan menyisakan lumpur. Sementara di kanan dan kiri serta badan jalan, masih
terlihat air terus meluber membasahi jalan. Kendaraan dari dua arah terlihat
berjalan perlahan menghindari percikan air.
Dilokasi
jebolnya beton parit tersebut malam kemarin telah dipasangi kayu pembatas oleh
warga setempat agar air tidak meluber ke jalan. Namun, sepertinya usaha
tersebut belum berhasil karena besarnya debit air yang turun dari bukit akibat
hujan lebat malam kemarin. (*)


Post a Comment