Website Sugeng Gondrong

Gelar UNBK Perdana dan Calon SMK Rujukan

Jumat pagi, saya sengaja datang ke SMK Negeri 1 Sanggau dengan sepeda motor. Sekolah ini informasinya menjadi sekolah penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMK di Kabupaten Sanggau yang akan dilakukan perdana tahun 2016. Bagaimana kesiapannya, saya berkesempatan untuk melihat langsung persiapan mereka. 

Jam menunjukkan pukul 10.00 saat saya tiba di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sanggau. Dua orang pria sudah menunggu saya di ruang laboratorium. Mereka adalah Pak Alimin, sang kepala sekolah dan Pak Pilun, teknisi yang mengerjakan rangkaian komputer serta server untuk pelaksanaan UNBK.

Saya memperkenalkan diri dan kemudian tanya-tanya sedikit mengenai sekolah dengan 600an siswa tersebut. Disekeliling saya, didalam ruang laboratorium, sudah tersusun rapi meja dan kursi yang akan digunakan untuk ujian nasional. Diatas meja-meja itu terdapat laptop yang dipersiapkan untuk ujian berbasis komputer.

Ternyata ada dua ruangan. Saya kemudian bergegas ke ruang disebelah. Diruangan yang kedua, deretan CPU dan monitor nampak rapi. Jika diruangan lab pertama berderet laptop, ruangan kedua menggunakan CPU komputer. Total 75 unit komputer dari dua ruangan lab itu.

“Kami masih ada cadangan 10 unit untuk menunjang yang 75 unit tadi. Itu kami beli menggunakan dana BOS. Jadi secara fasilitas, kami sudah siap melaksanakan uji coba UNBK yang rencananya dilaksanakan 4-7 April 2016 mendatang,” ujar dia.

Diwilayah Sanggau, selain sekolahnya, SMK Tri Dharma juga akan melaksanakan UNBK. “Jadi ada dua SMK.” Untuk sekolahnya, kata Alimin, sebanyak 198 siswa akan mengikuti ujian nasional ini. Teknisnya, dengan jumlah unit komputer yang ada kemungkinan dilakukan dengan tahapan atau sesi.

“Secara teknis siap menggelar UNBK. Fasilitas memadai, kami juga punya tenaga teknis. Hanya saja kendala kita ini soal listrik. Kalau listrik padam atau internet terganggu bisa jadi masalah. Semoga ada kebijakan dari pemerintah daerah untuk menghindari permasalahan ini,” harapnya.

Pembicaraan semakin asyik. Saya semakin ingin tahu, bagaimana sistem pelaksanaannya nanti. Untuk detailnya, Alimin memanggil tenaga teknisi yang terus sibuk menuntaskan pemasangan alat-alat server diruangan operator. Tak lama, saya sudah kembali bercakap-cakap dengan kedua orang ini.

Saya lantas bertanya dengan Pak Pilun, “Apakah dengan sistem komputer ini siswa masih bisa mencontek?” Dia menyampaikan kalau soal setiap siswa nanti akan berbeda. Jadi, siswa satu dan lainnya meskipun dalam satu deretan meja tidak akan bisa mencontek karena soal yang dikerjakan tidak akan sama. Inilah kemajuan yang dapat dirasakan dengan sistem ujian seperti ini.

Saya penasaran dengan ruangan yang akan mengoperasikan semua komputer diruangan itu. Pak Alimin sepertinya tahu kegelisahan saya, dia pun tak sungkan mengajak saya untuk masuk ke ruangan operator yang sedang dikerjakan oleh Pak Pilun. Kesempatan yang jarang sekali, saya pun meng-iya-kan ajakan Pak Alimin dan segera membuntutinya menuju ruang operator.

Tiba diruangan itu, saya hanya lihat ada tiga komputer. Dua unit berukuran besar berwarna putih. Satu unit berukuran sedang berwarna hitam. “Ya, inilah server pengendali kita,” kata Alimin. Satu server ini bisa untuk kendalikan 40 komputer. Itu maksimalnya. Disini ada dua unit yang utama dan satu cadangan. Jadi kalau untuk 75 unit komputer sangat bisa ditangani.

“Kami gunakan tiga sesi untuk tahapan ujian kali ini. Per sesinya diikuti oleh 67 siswa,” kata dia. Saat semuanya sudah siap, sekolah akan melakukan simulasi terlebih dahulu kepada siswa agar saat pelaksanaan siswa sudah punya pengalaman melaksanakannya. Simulasi itu dijadwalkan pada Selasa 16 Februari 2016.

Saya lantas bertanya kepada Pak Pilun bagaimana mereka mendapatkan soal dan cara membagikannya kepada siswa melalui jaringan komputer ini. Dia kemudian menunjuk server operator. Menurut dia, server operator itu untuk mengambil data secara online yang langsung dari pusat. Setelah dapat soalnya, kemudian melalui server itu akan diteruskan kepada siswa yang mengikuti ujian nasional.

SMK Negeri 1 Sanggau sangat optimis uji coba perdana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Tingkat SMK di Kabupaten Sanggau tahun 2016 disekolah tersebut berjalan sukses. Setelah itu, sekolah ini sudah mulai meniti prestasi untuk menjadi sekolah rujukan khususnya bagi Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sanggau.

Sekolah kami masuk bursa calon SMK rujukan. Di Kalimantan Barat belum ada yang dapat predikat ini. “Wah, keren tu pak kalau bisa jadi sekolah rujukan,” kata saya kepada Pak Alimin, sang kepala sekolah. Dia hanya tersenyum dingin. Untuk menjadi sekolah rujukan itu, kata dia, banyak hal yang masih harus dilakukan.

Dia tidak ingin berbangga diri dulu karena masuk jadi calon SMK rujukan. Tetapi dia berdoa, mudah-mudahan tahun ini atau tahun depan sekolah yang dipimpinnya itu dapat mewujudkan cita-cita itu.

Dia menceritakan, untuk melaksanakan uji coba UNBK saja, sekolahnya itu masih sangat membutuhkan sumber daya manusia yang punya kualifikasi dan terlatih. Saat ini, SMKN 1 Sanggau baru punya satu orang yang memang sudah punya kemampuan mengelola laboratorium khusus tersebut. Dialah Pak Pilun. Sementara beberapa guru yang punya kemampuan IT diikutsertakan untuk sekalian menimba ilmu.

“Kami masih terkendala SDM. Untuk SDM yang sudah terdaftar di pusat untuk penyelenggaraan UNBK ini saja baru dua orang yakni untuk proktor dan teknisi. Proktor ini adalah pengedali server dan teknisi ini yang mengendalikan jaringan,” jelas dia.

Dengan dua server dan hanya memiliki satu proktor jelas masih akan punya kendala. Kebijakan yang diambil adalah memperbantukan tenaga khusus yang memang disiapkan dari sekolah. “Kalau disini kan sudah ada satu yang memang disiapkan untuk membantu pak pilun ini,” kata dia sembari mengajak saya melihat-lihat lingkungan sekolah tersebut.

Untungnya saja, kami di SMKN 1 Sanggau ini sudah pernah punya pengalaman melaksanakan ujian dengan sistem komputer saat dilakukan tes CPNS beberapa waktu lalu. Dari situ kami banyak belajar mengenai teknis penyelenggaraan. Selain itu, kegiatan UKG juga pernah menggunakan fasilitas laboratorium tersebut.

“Pengalamannya kami punya. Nah, ini kebetulan kan SDM kami ada yang sudah dilatih lebih dulu sebelum melakukan UNBK ini. Jadi 90 persen sudah sangat siap. Tinggal mempersiapkan para siswanya nanti untuk simulasinya,” terangnya.

Mengenai SMK rujukan, kami baru calon. Kalau memang sudah ditetapkan nanti akan saya informasikan. “Kita berdoa saja, sambil berusaha,” harapnya.

Sebagai informasi, yang dihimpun dari berbagai sumber ada banyak kriteria yang harus dipenuhi SMK supaya bisa ditetapkan menjadi SMK rujukan. Diantaranya adalah memiliki siswa lebih dari seribu orang. Kemudian jumlah guru produktif lebih dari 75 orang, lahan yang siap dikembangkan seluas lebih dari 5.000 meter persegi, serta memiliki jaringan kerjasama dengan seratus industri.

Syarat berikutnya adalah fasilitas sarana pembelajaran yang baik, letak sekolah strategis, kinerja baik termasuk di ujian nasional (unas), dan menguasi dua bahasa asing.

Sekolah-sekolah yang ditetapkan menjadi SMK rujukan ini nantinya tidak hanya mencerdaskan siswanya sendiri. Tetapi mereka dituntut untuk memiliki lima sampai enam unit SMK aliansi. Sekolah-sekolah aliansi itu boleh memanfaatkan sumberdaya yang ada di SMK rujukan induknya.

Untuk urusan anggaran, biaya mengembangkan SMK sehingga menjadi SMK rujukan butuh biaya sekitar Rp 20 miliar. Tetapi pembangunannya tidak mesti dari nol. Sebagai contoh jika grade SMK rujukan itu 8, di lapangan sudah ada SMK yang memiliki grade 6 atau 7. Sehingga ongkos untuk menjadikannya sebagai SMK rujukan tidak sampai Rp 20 miliar. (*)
Share this post :

Post a Comment

Wisata

 
Support : Link here | Link here | Link here
Copyright © 2014. Jejak Si Gondrong - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger