Kurus tubuh dan keriput kulitnya
menyiratkan kesusahan hidup yang dideritanya. Haminah, 82 tahun, seorang warga
Dusun Balai Nanga, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Sejak 23 tahun silam,
dia menjadi sebatang kara karena kehilangan suami dan anak yang pergi
mendahuluinya dipanggil Yang Maha Kuasa.
Tahun 1992, dia memulai hidup
sebatang kara sampai dengan sekarang. Dulu, saat usianya masih sedikit lebih
muda, ibu sebelas anak ini masih mampu mencari nafkah dengan cara menjualkan
kue warga setempat dengan berkeliling kampong. Namun, seiring usianya yang
semakin renta, ia tak sanggup lagi.
Kepedihan begitu mendalam
saat anaknya satu persatu dan suami tercintanya dipanggil sang pencipta. Itu menjadi
cerita yang tak sanggup diingatnya. Mengingatnya justru akan menambah luka yang
begitu dalam. Dia hanya bisa mengikhlaskan dan berharap anak dan suaminya
mendapat tempat terbaik disisi Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Sejak tiga tahun belakangan,
seiring dengan semakin bertambahnya usia, si nenek hanya bisa pasrah dengan
kondisinya. Untuk berjalan pun sudah susah. Tubuhnya semakin kurus,
penglihatannya semakin kabur dan pendengarannya juga semakin berkurang.
Saat ini, dia menempati
rumah sederhana yang merupakan bantuan dari pemerintah beberapa tahun yang lalu.
Kebutuhan makan dan minumnya hanya mengandalkan belas kasihan dari warga yang
rumahnya tidak jauh dari rumahnya.
“Pituk am antong kula tingal.
Tuk pun dipolah pemerintah. Segala boras mesik, kula mada berapi. Tuk tih, dah
nak tiduk am kaji, ngilang-ngilang rasa lapar tuk,” ujar si nenek kental dengan
logat Melayu Sanggau.
Para tetangga tak jarang
secara bergantian menjenguk si nenek sekaligus membawa sedikit makanan untuk
menghilangkan haus dan dahaganya.
Kepala Dusun Balai Nanga,
Akhmad Gunung menyampaikan kondisi si nenek memang sangat memprihatinkan. Meski
dibantu pemerintah, bantuan tersebut sifatnya hanya temporer saja.
“Begitulah kondisinya.
Bantuan memang dapat, tapi kan tidak tiap bulan. Setahun sekali saja belum
tentu. Sementara, untuk kebutuhan hari-harinya gimana,” ungkapnya.
Dia sendiri berharap, selain
masyarakat sekitar yang membantu, perhatian pemerintah sangat diperlukan. “Harapan
kita ada bantuan atau penanganan dari pemerintah daerah melalui dinas terkait,”
harapnya. (*)


Post a Comment